Susi Pudjiastuti Ngadu ke Dedi Mulyadi, Terharu Lihat Sariban 40 Tahun Punguti Sampah Tanpa Gaji

Cuitan Susi dalam Twitternya, soal keprihatinannya pada Sariban.

KabarSunda.com- Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti terenyuh melihat aksi seorang pria tua usia 81 tahun bernama Sariban (81) yang aktif menjadi relawan kebersihan.

Betapa tidak, sosok Sariban menggugah hati Susi lantaran selama 40 tahun rajin memunguti sampah di Kota Bandung secara sukarela alias tanpa gaji.

Sariban juga aktif menyuarakan kampanye agar warga disiplin tidak membuang sampah sembarangan.

Semua aksi heroik itu dilakukan Sariban seorang diri setiap hari sembari berkeliling Kota Bandung.

Bak terharu dengan aksi Sariban, Susi Pudjiastuti pun mengadukan hal tersebut ke Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi alias Demul.

Melalui laman media sosial Twitter-nya, Susi menandai akun Dedi Mulyadi seraya minta atensi sang Gubernur Jabar.

Susi ingin agar Demul memberikan apresiasi kepada Pak Sariban yang puluhan tahun jadi relawan kebersihan.

“Pak Gubernur Dedi Mulyadi berikan apresiasi yh bisa membuat Pak Sariban lebih mudah berkarya untuk kota Bandung,” tulis Susi Pudjiastuti dalam cuitan Twitter-nya, dilansir TribunnewsBogor.com pada Senin (3/3/2025).

Pak Sariban wafat

Cuitan yang dibagikan Susi Pudjiastuti itu sontak ramai dibalas khalayak media sosial.

Publik pun memberikan kabar kepada Susi bahwa Pak Sariban baru saja meninggal dunia.

Ya, Sariban wafat pada Sabtu (1/3/2025) kemarin di RS Salamun Kota Bandung, Jawa Barat.

Kabarnya Pak Sariban meninggal dunia akibat insiden di Bandung.

Kabar duka itu sontak membuat warga Kota Bandung yang mengenalnya pun bersedih.

Termasuk Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan yang tampak bertakziah ke rumah duka Sariban.

Dengan wajah sendu, Farhan mengaku ikut berduka atas kepergian pak Sariban.

Terkait dengan kematian Pak Sariban, Farhan menceritakan sedikit kisah dari keluarganya.

Ternyata Pak Sariban meninggal dunia usai mengalami kecelakaan saat sedang bersih-bersih di jalan.

“(Sariban) meninggal dunia saat beliau sebetulnya sedang bekerja, lalu mengalami kecelakaan dan dibawa ke rumahnya. Beberapa hari kemudian wafat. Tentu saja ini merupakan duka yang mendalam, kehilangan yang besar untuk warga Bandung,” ungkap Farhan.

Karenanya, Farhan mengurai ucapan duka cita dari Pemkot Bandung untuk keluarga Pak Sariban.

“Saya dan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung turut berduka aras wafatnya Pak Sariban. Semoga segala amal ibadah almarhum diterima di sisi Allah SWT,” ujar Farhan.

Sosok Sariban

Untuk diketahui, Sariban telah menjadi relawan kebersihan di Kota Bandung sejak tahun 1985.

Awalnya, Sariban adalah warga asli Magetan, Jawa Timur dan tinggal di sana.

Namun di tahun 1963, Pak Sariban merantau ke Bandung lalu bekerja di Rumah Sakit Mata Cicendo sebagai petugas kebersihan.

Ternyata tak cuma di rumah sakit, Pak Sariban nyatanya juga giat menggalakkan kampanye kebersihan sepanjang hayatnya.

Hal itu terbukti setelah dirinya pensiun dari pekerjaan, Pak Sariban beralih menjadi relawan kebersihan di Kota Bandung.

Dengan sepeda ontel andalannya, Pak Sariban berkeliling Kota Bandung sejauh 5 sampai 12 kilometer setiap hari.

Sariban tak cuma memunguti sampah saja, ia juga rajin mencabuti paku yang tertancap di pohon bekas poster ilegal.

Dilansir TribunnewsBogor.com dari Kompas.com, Pak Sariban sempat mengurai alasannya rajin mencabuti paku di pohon.

Rupanya Pak Sariban iba melihat pohon terluka padahal pjon adalah sumber air untuk manusia.

“Saya berlandaskan pada ayat kebersihan sebagian dari iman,” ujar Pak Sariban.

“Paku yang saya cabuti sepanjang saya menjadi relawan ada sekitar 1 ton,” katanya.

Selain menjaga lingkungan di wilayah Cikutra dan Gedung Sate, Pak Sariban pun rajin mengkampanyekan kebersihan kepada warga.

Sembari mengenakan caping khas petani dan seragam kuning, Pak Sariban menempeli sepedanya dengan tulisan penuh makna yakni ‘dilarang buang sampah sembarangan’.

Saat bertemu dengan muda-mudi ataupun warga yang lewat, Pak Sariban tak segan melemparkan senyuman.

Kini, warga tak bisa lagi menemui senyuman khas Pak Sariban.

Kendati demikian, jasa dan kebaikan Pak Sariban akan selalu terkenang.

Selamat jalan Pak Sariban, terima kasih atas jerih payahnya untuk kebersihan Kota Bandung.