KabarSunda.com — Ahmad Nasir Ginanjar, seorang penyuluh pertanian dari Dinas Pertanian Kabupaten Garut, berhasil mencapai babak final dalam kompetisi ASN Berprestasi tingkat Jawa Barat, Sabtu (12/10).
Ahmad menceritakan perjalanan panjangnya menuju prestasi tersebut, yang dimulai pada awal tahun 2024 ketika ia ditunjuk sebagai perwakilan oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut.
Awalnya, Ahmad sempat ragu untuk mengikuti kompetisi ini karena sudah empat tahun dinasnya tidak mengirimkan kandidat. Namun, dorongan kuat dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Garut membuatnya menerima tantangan tersebut. Ahmad memilih kategori “Inovatif” dan menciptakan inovasi yang disebut “Peningkatan Nilai Tambah Petani dengan Penggunaan Mini Huller Padi Portable Berbahan Bakar Gas.”
Inovasi ini terinspirasi dari kekhawatiran Ahmad terhadap rendahnya keuntungan yang diperoleh petani padi di Garut akibat tingginya biaya produksi. Ia melihat banyak petani terpaksa menyerahkan lahannya kepada pemilik sawah karena usaha tani padi dianggap tidak lagi menguntungkan. Setelah melakukan riset dan konsultasi, Ahmad berhasil menciptakan mesin penggiling padi portable yang menggunakan bahan bakar gas, inovasi yang belum pernah ada di Indonesia.
“Mesin ini jauh lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar dan menghasilkan rendemen padi yang lebih tinggi dibandingkan mesin konvensional,” ujar Ahmad. Keefisienan mesin ini sudah diuji di Balai Mekanisasi Pertanian Jawa Barat dan mendapat pengakuan resmi dari Kementerian Hukum dan HAM melalui hak kekayaan intelektual (HaKI).
Mesin ini menggunakan gas sebagai bahan bakar utama, mengurangi biaya operasional hingga 50 persen dibandingkan mesin berbahan bakar solar. Hasil uji coba menunjukkan bahwa mesin ini hanya menghabiskan 0,84 kg gas per jam dan mampu menggiling 118 kg beras, sehingga dengan satu tabung gas 3 kg, mesin ini dapat menggiling hingga 400 kg beras dengan biaya penggilingan hanya Rp55 per kilogram. Dibandingkan mesin konvensional yang menggunakan solar, rendemen padi yang dihasilkan juga lebih tinggi, mencapai 68 persen, memberikan keuntungan lebih besar bagi petani.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Haeruman, turut menyampaikan kebanggaannya terhadap prestasi Ahmad. Menurutnya, mesin inovasi Ahmad mampu memberikan solusi nyata bagi petani di daerah dengan biaya operasional yang jauh lebih murah. Selain itu, Ahmad juga sedang mengembangkan mesin pengolah sampah anorganik yang dapat menghasilkan listrik, yang menunjukkan semangat inovasi berkelanjutan.
Dengan inovasi ini, Ahmad Nasir Ginanjar tidak hanya berhasil mengharumkan nama Kabupaten Garut di kancah Jawa Barat, tetapi juga berkontribusi langsung terhadap peningkatan kesejahteraan para petani. Kini, Ahmad harus bersaing dengan finalis lainnya, yang sebagian besar merupakan pejabat tinggi seperti kepala bidang dan direktur, di babak final kompetisi ASN Berprestasi tingkat Jawa Barat.