KabarSunda.com- Satu per satu Dedi Mulyadi seolah memetakan masalah di wilayah Jawa Barat sebelum ia resmi bertugas menjadi Gubernur Jawa Barat.
Seperti baru-baru ini, Dedi Mulyadi tertarik dengan permasalahan yang ada di wilayah Parung Panjang, Kabupaten Bogor.
Bagaimana tidak, Dedi Mulyadi kaget mendengar laporan 100 orang tewas gara-gara truk tambang yang terjadi di Parung Panjang tersebut.
Sontak hal itu membuat Gubernur Jawa Barat terpilih itu tampak prihatin.
Tak hanya itu, Dedi Mulyadi juga kaget karena 100 orang tewas tersebut terjadi dalam jangka waktu kurang dari dua tahun.
Selain akibat kecelakaan truk tambang, dari seratus orang tewas karena juga sakit yang ditimbulkan aktivitas pertambangan di Parung Panjang, Kabupaten Bogor tersebut.
Wakil Bupati Bogor terpilih Ade Ruhandi atau Jaro menerangkan tambang berlokasi di Cigudeg dan Rumpin.
Tambang merupakan galian andesit, debu dan seplit.
Menurutnya semua bahan tambang tersebut di kirim ke berbagai lokasi pembangunan strategis nasional.
Walau menjadi penunjang bahan pokok pembangunan, namun tambang di wilayah Barat Kabupaten Bogor itu justru memberi dampak buruk bagi warga.
Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro mengungkap sudah banyak warga tewas akibat truk tambang di Parung Panjang.
“Kami mohon bantuan pada pak Gubernur untuk masalah Parung Panjang. Selama menjadi kapolres 1 tahun 8 bulan, kasus kecelakaan yang diakibatkan lalainya pengemudi, kontur jalan yang kurang memadai, menimbulkan korban jiwa yang sangat banyak,” kata Rio dikutip dari Youtube Dedi Mulyadi.
Demul menerangkan bahwa Parung Panjang menjadi lintasan dari aktivitas tambang.
“Parung Panjang itu adalah jalan untuk kepentingan penambangan. Selama ini penambangan menggunakan jalan warga, jalan provinsi,” katanya.
Tak ayal menurut Rio, selama kurang dari dua tahun sudah ada 100 orang yang meninggal.
“Selama kami di sini sudah hampir 100 lebih (meninggal),” katanya.
Mendengar itu, Dedi Mulyadi begitu terkejut.
Ia teramat tak menyangka jumlah korban akibat truk tambang begitu fantastis.
“100 orang meninggal di Parung Panjang, selama ini ? Itu akibat lambannya provinsis membangun jalan itu ? berakibat terjadinya kecelakaan,” kata Demul.
AKBP Rio Wahyu Anggoro mendata 100-an orang tewas akibat truk tambang, jalan rusak dan tebalnya debu di Parung Panjang.
“Hampir 2 tahun data kami, karena kontur jalan, jumlah muatan, jalan rusak, penerangan jalan umum kurang memadai, dan sempitnya jalanan. Itu di luar dari penyakik lain seperti ISPA,” jelasnya.
Dedi Mulyadi menjelaskan saat ini sudah dipastikan perbaikan jalan di Parung Panjang akan segera dikerjakan.
“Sisi jalan kita sudah ok, kalau tahun sekarang terlalu mepet. 2026 sudah ok. Kita bangun total selesai yang penting tanahnya, karena ingin diperlebar kan, disiapin jalan tambang khusus,” katanya.
Anggaran yang diperlukan untuk pembangunan jalan berkisar Rp 48 miliar.
Dedi Mulyadi mengatakan sebelum dilantik menjadi Gubernur Jawa Barat akan mendorong Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk segera melakukan pembangunan di Parung Panjang.
“Tahun ini saya bisa paksa kepala PU untuk segera membangun jalan existing jalan provinsi yang sudah ada, sebelum berpikir tentang jalan tol tambang,” katanya.
Hanya saja masalahnya kini anggaran sudah ditetapkan sehingga perlu menunggu perubahan.
“Membangun jalan Parung Panjang kurang lebih Rp 50, Rp 75 miliar gak masalah tahun ini kita bangunin. Asal kepala PU bersedia mau melelangkan, kan kemarin alasannya waktunya mepet. makanya mudah-mudahan Mendagri memberi peraturan tentang perubahan anggaran, karena ini menyangkut nyawa orang,” kata Dedi Mulyadi.
Selain kondisi jalan, Dedi Mulyadi juga perlu melakukan koordinasi dengan Pemerintah Tangerang untuk mensinkronkan jam operasional truk tambang.
“Jam operasional tolong disinkronkan antara Pemprov Banten dengan Pemprov Jabar. Si penambang ketika jam operasional berbenturan dengan orang tua antar jemput anak sekolah, aktivitas masyarakat di pasar itu berbenturan bisa meningkatkan jumlah korban,” kata AKBP Rio Wahyu Anggoro.
Dedi Mulyadi menganggap bahwa Parung Panjang seperti neraka bagi warga Bogor.
“Berarti Parung Panjang itu adalah neraka bagi warga Bogor. Dia neraka di jalan raya akibat penambangan, dia neraka akibat polusi penambangan dan dampak lingkungannya,” kata Dedi Mulyadi.