Kukuh Dwi Setiawan: Penanganan Stunting di Jawa Barat Butuh Perubahan Perilaku Masyarakat

Sekretaris Perwakilan BKKBN Jabar

Sekretaris Perwakilan BKKBN Jabar, Kukuh Dwi Setiawan saat ditemui di kantornya, Perwakilan BKKBN Jabar, Kota Bandung, Senin (7/1/2025).

KabarSunda.com- Penanganan stunting (gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak) bisa berhasil apabila ada perubahan perilaku masyarakat.

Begitu kata Sekretaris Perwakilan BKKBN Jabar, Kukuh Dwi Setiawan  saat ditemui di kantornya, Perwakilan BKKBN Jabar, Kota Bandung, Senin (7/1/2025).

“Mengapa penanganan kasus stunting di negara lain dapat berhasil, misalnya seperti Jepang, karena adanya perubahan perilaku tanpa meninggalkan kebiasaan masyarakatnya yang tetap mengonsumsi ikan. Makanya badan orang Jepang tinggi-tinggi,” jelas Kukuh.

Hal lain yang menunjang penanganan stunting, lanjut Kukuh, pentingnya pengelolaan data bagi para Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) dalam meningkatkan kinerja mereka di lapangan.

Menurut dia,  segalanya bergantung pada data era saat ini. Oleh karena itu, Kukuh mengajak para PKB untuk tidak hanya bekerja, tapi juga menyampaikan laporan kinerja secara teratur.

Kukuh menegaskan bahwa kinerja seorang Penyuluh KB bisa diukur dari data hasil kerjanya, yang merupakan tolok ukur untuk menentukan capaian dan output yang dicapai.

Dia juga menyampaikan pihaknya terus memantau perkembangan program penurunan angka stunting di wilayah Jabar.

Sebab, angka stunting di Jabar masih perlu mendapat perhatian serius.

Karena itu, diperlukan kerjasama pemerintah dan masyarakat.

Disisi lain, Kukuh menyayangkan masyarakat belum mau memanfaatkan fasilitas layanan publik dalam upaya mencegah stunting, seperti posyandu.

Kehadiran masyarakat masih terbilang rendah.

Padahal, ia menandaskan posyandu merupakan layanan pertama dalam pencegahan stunting yang dapat diakses masyarakat.

Jika di posyandu ditemukan masalah, selanjutnya bisa datang ke pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas).

Sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama, puskesmas sudah dilengkapi dengan ahli gizi, bidan, dan dokter.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *