Buntut Korupsi Bank BJB, Dedi Mulyadi Akan “Bersih-bersih”, Struktur Dirampingkan dan Biaya Operasional Dipangkas

Kantor Pusat Bank BJB Jl.Naripan Bandung

KabarSunda.com- Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengumumkan rencana restrukturisasi Bank BJB menyusul dugaan korupsi dalam pengadaan iklan di bank tersebut.

Langkah ini diambil oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai pemegang saham mayoritas dan akan dibahas dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).

“Restrukturisasinya bukan hanya pada orang yang menjabat, tetapi juga pada struktur jabatannya atau yang biasa disebut perubahan susunan organisasi tata kerja (SOTK),” ujar Dedi di Balai Kota Depok, Selasa, 11 Maret 2025.

Dedi menjelaskan, perubahan SOTK akan meliputi pemangkasan jabatan yang dianggap tidak perlu serta pengurangan jumlah cabang kantor Bank BJB.

“Saya beri contoh, direktur cukup tiga, komisaris tiga, kemudian yang wakil direktur utama itu tidak mesti ada, jumlah cabang dirampingkan,” tuturnya.

Selain itu, Gubernur Dedi juga berencana untuk memangkas biaya operasional Bank BJB hingga 45 persen.

“Biaya operasional diturunkan karena biaya operasional Bank Jabar per hari ini hampir mencapai 90 persen, harus diturunkan ke angka 45 persen,” jelasnya.

Dedi menambahkan, dengan adanya kecakapan yang sesuai dan struktur yang ramping, serta biaya operasional yang efisien, diharapkan kepercayaan publik terhadap bank akan meningkat.

“Itu yang akan menjadi fokus kami ke depan,” lanjutnya.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) sebagai pemegang saham mayoritas juga akan melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bank BJB.

Pertama, Pemprov Jabar mengingatkan adanya restrukturisasi di kepengurusan Bank BJB.

“Restrukturisasi nya bukan hanya pada orang yang menjabat, tetapi juga pada struktur jabatannya atau yang disebut dengan perubahan SOTK (Struktur Organisasi dan Tata Kerja) nya,” ungkap Dedi Mulyadi.

Dedi juga menegaskan, meskipun dirinya seorang politisi tidak akan menggunakan kekuatan politik di Bank BJB.

“Bank Jabar murni harus menjadi kekuatan politik perbankan, bukan politik praktis berbasis elektoral bukan, saya ingin itu dan saya pastikan tidak ada satu orang pun yang berasal dari tim sukses saya masuk ke Bank Jabar pasti orang orang profesional,” pungkasnya.