KabarSunda.com- Keindahan alam Kabupaten Bandung Barat kembali menarik perhatian wisatawan dengan hadirnya destinasi baru, Sanghyang Kenit. Terletak di kawasan pegunungan, wisata alam ini menawarkan pemandangan eksotis dan pengalaman petualangan yang tak terlupakan.
Sanghyang Kenit, yang dikenal dengan nama “Surga Tersembunyi” di Bandung Barat, memiliki pesona alam yang memikat hati para pengunjung. Dikelilingi hutan tropis yang hijau, wisatawan dapat menikmati panorama air terjun, jalur hiking, serta spot foto yang instagramable di setiap sudutnya.
Selain keindahan alam, Sanghyang Kenit juga menjadi tempat yang ideal untuk kegiatan outdoor seperti trekking dan camping. Pengunjung bisa menikmati udara segar pegunungan sambil menjelajahi area sekitar, yang penuh dengan keanekaragaman flora dan fauna.
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat mengapresiasi potensi wisata ini, dan terus mendorong pengembangan infrastruktur di sekitar area wisata. Kepala Dinas Pariwisata Bandung Barat, menyatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk memperkenalkan Sanghyang Kenit sebagai salah satu ikon wisata baru yang dapat mendongkrak ekonomi lokal.
“Sanghyang Kenit memiliki potensi besar untuk menarik wisatawan domestik maupun mancanegara. Kami berharap dengan pengelolaan yang baik, destinasi ini bisa menjadi salah satu tujuan utama wisata di Bandung Barat,” ujarnya.
Untuk mencapai lokasi, wisatawan dapat menggunakan kendaraan pribadi atau mengikuti paket wisata yang disediakan oleh berbagai agen perjalanan lokal. Seiring dengan perkembangan ini, Pemerintah Kabupaten Bandung Barat juga berencana untuk mengembangkan fasilitas pendukung seperti jalur transportasi dan akomodasi.
Dengan keindahan alamnya yang mempesona, Sanghyang Kenit diharapkan akan semakin dikenal sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Barat.
Diketahui, Sanghyang Kenit merupakan destinasi wisata alam yang menyuguhkan wahana minat khusus berupa tubing menyusuri Sungai Citarum menggunakan ban, caving atau kegiatan susur gua Sanghyang Kenit sejauh 600 meter, serta rafting jika air kebetulan sungai Citarum dalam kondisi pasang.
Untuk masuk ke destinasi ini pengunjung cukup merogoh kocek Rp8.000. Khusus untuk susur gua dan rafting ada biaya tambahan karena perlu pemandu dan peralatan pengaman tambahan.
Selain tamasya dan memacu adrenalin, berwisata di Sanghyang Kenit bisa jadi sarana edukasi terkait sejarah dan mempelajari struktur geologi Cekungan Bandung. Wisatawan akan mengetahui umur bantuan di Sungai Citarum atau melihat langsung stalaktit aktif atau batu yang terbentuk di atap gua dan meruncing kebawah serta stalakmit atau batuan yang terbentuk di dasar gua dan bentuknya meruncing ke atas.
“Jadi selain berwisata, pengunjung bakal dapat edukasi soal sejarah batuan Bandung dan kondisi sungai paling ikonik di Jawa yakni Citarum,” tandasnya.
Surga di Balik PLTA
Tak selalu diliputi aliran air yang deras, pada beberapa kesempatan kerap ada keluhan wisatawan yang datang ke sanghyang kenit namun justru hanya disuguhi aliran sungai yang kering. Bukan tanpa alasan, hal tersebut lantaran aliran air sungai ke sanghyang kenit bisa jadi masih ditutup.
Perlu diketahui, aliran sanghyang kenit kerap mendangkal dan kering pasca dibangun sebuah pembangkit listrik tenaga air, yakni PLTA Rajamandala.
Setiap hari biasanya sekitar pukul 09.00-10.00 WIB aliran air PLTA baru akan dibuka dengan ditandai terdengarnya suara alarm sebagai bentuk peringatan. Tak lama dari itu, wisatawan yang biasanya sengaja datang untuk melihat saat pertama kali air mengalir deras setiap pagi, akan langsung melihat curahan air berwarna hijau yang mengalir dan langsung memenuhi sanghyang kenit.
Mengutip laman Pemprov Jabar, daya tarik sanghyang kenit sehingga mulai dibuka sebagai tempat wisata sendiri baru diberlakukan sejak tahun 2019.
Kini untuk bisa masuk ke sanghyang kenit, pengunjung dikenakan biaya tiket masuk sebesar Rp8.000 per orang yang sudah termasuk dengan asuransi. Dikelola oleh pokdarwis setempat, pengelolaan objek wisata ini juga bekerja sama dengan Indonesia Power selaku pengelola PLTA yang mempunyai lahan parkir atas.
Saat aliran airnya sedang deras, wisatawan juga dapat mencoba aktivitas arung jeram dengan biaya Rp150.000 per orang, yang sudah termasuk pemandu profesional, transportasi di lapangan, dan makan dengan ketentuan minimal 12 peserta.
Selain arung jeram, pengunjung juga dapat menikmati wisata susur goa sejauh 600 meter dengan berjalan dan mendokumentasikan batuan stalaktit yang ada di dalam gua.