KabarSunda.com- Saat ribuan warga terdampak terpaksa mengungsi ke tempat-tempat darurat dengan fasilitas terbatas, sebuah video viral di media sosial menampilkan istri Wali Kota Bekasi, Wiwiek Hargono, yang disebut menginap di hotel setelah rumahnya juga kebanjiran.
Video yang diunggah akun TikTok @lnfo_update itu memperlihatkan momen kedatangan Wiwiek di hotel Horison, yang langsung memicu beragam reaksi dari netizen.
“Walikota kita rumahnya kebanjiran gaes. Jadi nginepmya di Horison,” ujar seorang wanita yang merekam momen di mana Ibu Wali Kota bekasi itu baru saja tiba di sebuah hotel, di posting akun tiktok @lnfo_update.
Ia juga terlihat diantar oleh beberapa orang dan sempat berpamitan dengan wanita yang merekam video tersebut dengan mencium pipinya.
Sayangnya, banyak yang merasa tindakan tersebut kurang empati, mengingat ribuan warga harus mengungsi di tenda-tenda sederhana.
Salah satu komentar di media sosial menyebutkan, “Wali kotanya ngungsi di hotel, rakyatnya ngungsi di tenda… di mana hati nuraninya?.”
Sementara netizen lain membandingkan dengan tokoh lain, seperti Dedi Mulyadi, yang aktif turun langsung ke lapangan membersihkan sungai untuk mencegah banjir.
Namun, di tengah sorotan ini, Wiwiek Hargono sebenarnya telah menunjukkan kepeduliannya dengan turun langsung ke lokasi banjir. Dalam unggahan di Instagram pribadinya sejak Senin (3 Maret 2025), ia membagikan informasi kontak darurat evakuasi dan mengimbau warga untuk tetap waspada.
Pada Selasa (4 Maret 2025), saat banjir masih melumpuhkan beberapa wilayah, Wiwiek Hargono juga terlihat mengunjungi daerah terdampak, seperti Kelurahan Kayuringin Jaya.
Dalam video yang beredar, ia membagikan makanan ringan kepada warga dan membantu seorang ibu naik ke perahu karet untuk dievakuasi.
Di akun Instagram @prokopimkotabekasi, ia dan timnya juga terekam membagikan makanan siap saji untuk korban banjir.
Banjir Belum Surut, Warga Butuh Bantuan
Sementara itu, banjir yang melanda Kota dan Kabupaten Bekasi sejak Selasa (4 Maret 2025) hingga Rabu (5 Maret 2025) masih belum surut.
Berdasarkan data dari BPBD Jawa Barat, lebih dari 52 ribu jiwa terdampak akibat banjir dengan ketinggian air yang bervariasi antara 50 hingga 350 sentimeter. Sejumlah fasilitas publik, termasuk rumah sakit, juga ikut terendam.
Pelaksana Harian Kepala Pelaksana BPBD Jabar, Anne Hermadiane Adnan, yang turun langsung ke lokasi menyampaikan berbagai upaya penanganan telah dilakukan oleh BPBD Jabar bersama BPBD setempat serta relawan.
“Kami telah melakukan penanganan darurat, termasuk evakuasi warga, pendirian tempat pengungsian darurat, serta penyediaan logistik Kita lakukan bersama relawan juga di sini,” ujar Anne.
Meski demikian, kebutuhan mendesak masih diperlukan, terutama air minum, makanan siap saji, perlengkapan bayi, kebutuhan khusus perempuan, selimut, dan alas tidur.
“Semua kebutuhan kita tetap upayakan untuk menjamin kelangsungan aktivitas korban terdampak sehari-hari,” katanya.
BPBD Jabar juga berkoordinasi dengan BPBD dan pemerintah daerah untuk penanganan selanjutnya, termasuk Depok, Karawang, dan Bogor.
Bencana hidrometeorologi yang terjadi akibat hujan deras dan meluapnya Kali Bekasi ini telah menyebabkan 14 kecamatan di Kabupaten Bekasi dan 7 kecamatan di Kota Bekasi terendam banjir.
Sementara itu, di Bogor, banjir dan tanah longsor mengakibatkan satu orang meninggal dunia.