Platform i-Pubers, Transformasi Digitalisasi ala Pupuk Indonesia

i-Pubers atau Integrasi Pupuk Bersubsidi

KabarSunda.com– Langkah transformasi digital dilakukan PT Pupuk Indonesia (Persero) supaya pendistribusian pupuk di Indonesia tepat sasaran.

Terbaru digitalisasi ini berwujud aplikasi bernama i-Pubers atau Integrasi Pupuk Bersubsidi.

Platform  i-Pubers ini mulai diaplikasikan 1 Januari 2024 lalu. Hasilnya? “Sampai Januari 2025 telah ada 27.031 kios pupuk subsidi di seluruh Indonesia terintegrasi dalam i-Pubers,” terang Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi saat menjadi pembicara dalam Indonesia Data  and Economics (IDE) Conference 2025 di Jakarta, 18 Februari 2025.

Tak main-main, hingga 1 Januari 2025 tercatat secara keseluruhan 26 juta transaksi. Menurut Rahmad, rata-rata setiap bulan ada sebanyak 2,5 juta  transaksi i-Pubers.

i-Pubers adalah transformasi digital yang dikembangkan bersama Kementerian Pertanian.

Tujuannya antara mempermudah penyaluran pupuk bersubsidi, meningkatkan transparansi dan akurasi penentuan penerima pupuk bersubsidi serta memastikan penebusan pupuk di kios tepat sasaran.

Proses pembelian pupuk bersubsidi melalui i-Pubers ini pun cukup mudah.

Petani datang ke kios pupuk bersubsidi dengan menunjukkan KTP.

Setelah NIK di KTP dipindai, petani memasukkan jumlah transaksi penebusan, menandatangani bukti tranksi.

Terakhir, difoto bersama pupuk yang dibeli sebagai bukti penebusan pupuk bersubsidi.

Platform i-Pubers dinilai sejalan dengan prinsip 6T pendistribusian pupuk bersubsidi.

Yakni, tepat jenis, tepat jumlah, tepat harga, tepat tempat, tepat waktu dan tepat mutu.

Menurut kacamata Ende, 45, petani di Bandung Barat, pembelian pupuk bersubsidi menggunakan i-Pubers memang lebih mudah dibandingkan masih menggunakan Kartu Tani.

“Saya tidak kuatir lagi tidak kebagian pupuk bersubsidi. Pupuk subsidi yang disediakan di kios tani benar-benar dijual tepat sasaran ke petani,” imbuhnya.

Transformasi digital i-Pubers pun tak dipermasalahkan oleh Ende.

Menurutnya, ia banyak dibantu pemilik kios pupuk saat bertransaksi menggunakan i-Pubers.

Ketua Dewan Pakar Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Barat, Entang Sastraatmaja berpendapat idealnya transformasi digital i-Pubers ini diikuti dengan penyediaan infrastuktur teknologi informasi yang masif serta peningkatan kemampuan para petani dalam mengakses teknologi digital di telepon selulernya.

“Kendalanya kalau masih ada wilayah yang blankspot, susah sinyal. Lalu, masih banyak petani yang belum melek teknologi digital. Ini jadi tugas stakeholder. Masalah ini harus diselesaikan melalui caya yang terintegrasi,” jelas Entang saat dimintai pendapatnya, Selasa, 26 Februari 2025.

Menurut Entang, PT Pupuk Indonesia bisa mengambil peran penting seperti melakukan pelatihan, pengenalan teknologi digital kepada para petani.

Menurut Entang hal ini perlu dilakukan sebab para petani tersebut nantinya selalu memanfaatkan i-Pubers dalam aktivitas pertaniannya.

Penerapan transformasi digital diakui Entang memang membutuhkan waktu.

Tidak serta merta menyelesaikan semua masalah terkait pendistribusian pupuk bersubsidi di Indonesia.

Entang lantas mengambil contoh Thailand.

“Thailand memulai sekitar tahun 1980-an. Dan baru benar-benar selesai (transformasi digital) sekitar tahun 2000-an,” papar Entang.

Hanya saja Entang mengakui pendistribusian pupuk bersubsidi melalui i-Pubers efektif mencegah kebocoran, pendistribusian pupuk bersubsidi tepat sasaran serta mampu memangkas mata rantai pendistribusian pupuk bersubsidi hingga sampai di tangan petani.

Di sisi produsen, i-Pubers ini bermanfaat sebagai database kebutuhan pupuk bersubsidi secara nasional.

Dengan demikian produksi bisa ditingkatkan sesuai kebutuhan yang tertera dalam database tersebut.

“Kalau sekarang ada target penyediaan pupuk bersubsidi menjadi sekitar 9,5 juta ton. Memang ada peningkatan dari sebelumnya yang sekitar 4,7 juta ton. Tapi sebenarnya itu belum mencukupi sesuai kebutuhan petani,” timpal Entang.

Transformasi digital ala Pupuk Indonesia patut diacungi jempol.

Tak hanya sebatas sebagai bentuk kebutuhan sebagaimana tuntutan di era teknologi digital semata.

Transformasi digital ini menunjukkan kesungguhan Pupuk Indonesia terlibat secara aktif dalam mewujudkan kemandirian pangan di tanah air. (Ma’mun Aliah Malik)