KabarSunda.com- Calon wali kota Bandung, Muhammad Farhan, mengungkapkan strategi inovatif untuk mengurangi angka pengangguran di kota tersebut. Dalam berbagai pertemuan dengan masyarakat, Farhan menjelaskan rencananya untuk menciptakan lapangan kerja melalui program-program berbasis komunitas dan kolaborasi dengan sektor swasta.
Farhan menekankan pentingnya pelatihan keterampilan bagi tenaga kerja yang menganggur. “Kami akan menggandeng lembaga pelatihan dan perusahaan untuk menyediakan kursus yang sesuai dengan kebutuhan pasar,” ujarnya. Dengan cara ini, ia berharap masyarakat yang terampil dapat lebih mudah mendapatkan pekerjaan.
Selain itu, Farhan juga berencana untuk mendorong pengembangan industri kreatif dan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) di Bandung. Ia percaya bahwa dukungan terhadap wirausaha lokal akan menciptakan lebih banyak peluang kerja dan meningkatkan perekonomian kota. “Kami akan memberikan bantuan modal dan pelatihan untuk membantu UMKM berkembang,” tambahnya.
Farhan juga mengusulkan program magang yang melibatkan perusahaan-perusahaan besar di Bandung, agar para pemuda dapat mendapatkan pengalaman kerja yang berharga sebelum terjun ke dunia profesional. Dengan pendekatan yang komprehensif ini, ia optimis dapat menekan angka pengangguran dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Bandung.
Dengan dukungan masyarakat, Farhan berkomitmen untuk mewujudkan visi Bandung sebagai kota yang produktif dan berdaya saing. Melalui langkah-langkah konkret dan kolaborasi dengan berbagai pihak, ia yakin bisa membawa perubahan positif bagi kota yang dicintainya.
Calon Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan menyoroti masih tingginya angka pengangguran di Kota Bandung. Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada akhir 2023 mencatat jumlah pengangguran di Kota Bandung mencapai 116.430 jiwa atau setara 8,83% dari jumlah penduduk yang berjumlah 2,506 juta jiwa.
Melihat hal tersebut, menurutnya penting untuk memperkuat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terutama di tengah kondisi ekonomi yang belum membaik. Sebab, keberadaan pelaku usaha itu terbukti mampu menjaga kondisi ekonomi masyarakat bahkan dari terjangan krisis ekonomi pascapandemi COVID-19.
Farhan menyinggung bahwa bisa saja PHK massal menghantui di tahun 2025, jika perekonomian tidak menguat dan banyak pabrik gulung tikar. Dikhawatirkan, angka pengangguran bukannya menurun malah meningkat.
“Program kami ketika terpilih adalah memastikan di setiap kecamatan ada inkubator bisnis,” ucap Farhan.
“Ini harus diatasi. Ada peluangnya dari UMKM,” kata Farhan saat bersilaturahmi dengan warga Kelurahan Pasir Wangi, Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung, Rabu (23/10/2024).
Selain itu, kolaborasi dengan beberapa perusahaan kenamaan terutama di sektor properti, perdagangan, dan pariwisata, adalah kunci utama untuk menciptakan kesempatan kerja baru bagi Gen Z. Lebih lanjut investasi dari perusahaan-perusahaan tersebut juga diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kota. Nantinya jika terpilih menjadi wali kota Bandung, Farhan merencanakan program pelatihan keterampilan yang akan diselenggarakan di Balai Latihan Kerja (BLK) dan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK).
Oleh karena itu, Farhan memastikan akan memperkuat sektor UMKM jika terpilih menjadi Wali Kota. Salah satu penguatannya, Farhan menyiapkan siasat yakni dilakukan dengan menyediakan inkubator bisnis di setiap kecamatan.
Kuncinya, melalui menggandeng pihak lain seperti perguruan tinggi dan lembaga pelatihan. Inkubator bisnis, kata Farhan, juga akan menganalisa setiap potensi yang ada di masing-masing wilayah.
“Di sana ada tim ahli dari pemerintah kota yang akan melihat dan mengembangkan potensi UMKM di setiap kecamatan,” ucap dia.
Dengan adanya inkubator bisnis, warga sekitar yang sudah/belum bergerak di UMKM akan mendapat pelatihan serta dukungan manajemen dan teknologi untuk meningkatkan kegiatan usahanya. Sebagai contoh, menurutnya inkubator bisnis tersebut akan fokus pada pengembangan UMKM apa saja yang dibutuhkan dan laku oleh masyarakat sekitar.
“Jadi jangan dulu berorientasi ekspor. Ya syukur kalau sampai bisa ekspor. Tapi penuhi dulu kebutuhan warga sekitar. Jadi produk atau jasanya harus laku di masyarakat itu sendiri. Jadi UMKM itu barangnya dibeli oleh warga sekitar,” katanya.
Dengan adanya inkubator bisnis di setiap kecamatan yang memanfaatkan jejaring ekonomi rakyat, Farhan berharap akan lahir banyak wirausahawan lokal yang usahanya terus berkembang.
“30 kecamatan, 151 kelurahan, masing-masingnya harus punya usahawan yang berhasil, bahkan jadi konglomerat. Mimpi akan terwujud dengan satu langkah awal,” harap dia.
Farhan juga berjanji akan mengoptimalkan keberadaan Bandung Creative Hub. Nantinya, aset milik Pemerintah Kota Bandung itu akan digunakan oleh pelaku UMKM hasil seleksi di setiap kecamatan.
“Jadi UMKM di setiap kecamatan akan dikurasi. Hasil seleksi itu akan diberi kesempatan untuk menggunakan Creative Hub selama tiga bulan,” katanya.
Selain itu, pelaku UMKM tersebut pun akan diberi kesempatan untuk memaparkan rencana usahanya kepada calon investor. Harapannya, pelaku UMKM bisa meningkatkan usahanya ketika beker jasama dengan investor.