Kenapa Pasteur Begitu Terkenal di Bandung?

jalan pasteur bandung (int)

kabarsunda.com–Bagi warga Kota Bandung dan para pelancong, nama “Pasteur” sangatlah dikenal. Bahkan, sebagian besar orang yang berkunjung ke Bandung menggunakan akses Tol Pasteur sebagai salah satu pintu masuk utama menuju kota.

Pasteur dikenal sebagai salah satu wilayah utama yang ada di bagian barat Bandung, dengan akses jalan yang ramai dilalui.

Kendati demikian, nama resmi jalan tersebut adalah Jalan Dr. Djundjunan. Namun, baik warga Bandung maupun wisatawan lebih sering menyebutnya sebagai “Pasteur”.

Lantas, dari mana sebenarnya asal usul nama Pasteur ini, dan apa hubungannya dengan sejarah ilmu pengetahuan dan kesehatan? Berikut adalah sejarah lengkapnya.

Asal Usul Nama Pasteur

Nama “Pasteur” diambil dari seorang ilmuwan terkemuka asal Prancis bernama Louis Pasteur. Lahir pada 27 Desember 1822, Pasteur adalah sosok penting dalam sejarah ilmu pengetahuan, terutama di bidang mikrobiologi dan kimia.

Salah satu penemuannya yang paling berpengaruh adalah proses pasteurisasi, sebuah metode untuk memperpanjang masa simpan makanan dengan memanaskannya pada suhu tertentu guna membunuh mikroorganisme penyebab pembusukan.

Pasteurisasi telah digunakan di seluruh dunia hingga saat ini dan sangat efektif dalam mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui makanan, seperti tuberkulosis dan difteri.

Pengaruh Pasteur dalam dunia ilmu pengetahuan dan kesehatan sangat besar, termasuk di Indonesia. Pada masa kolonial Belanda, Bandung memiliki lembaga penelitian kesehatan yang berkolaborasi dengan Institut Pasteur di Prancis. Nama Pasteur akhirnya melekat di kawasan ini dan kemudian dikenal sebagai Jalan Pasteur.

Sejarah Berdirinya Bio Farma di Bandung

Pada masa kolonial Belanda, didirikan lembaga kesehatan bernama Parc Vaccinogene, yang menjadi cikal bakal PT Bio Farma (Persero) saat ini.

Bio Farma adalah perusahaan farmasi milik negara yang khusus memproduksi vaksin dan produk medis lainnya.

Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Hindia Belanda Nomor 14 tahun 1890, Parc Vaccinogene pertama kali didirikan di Rumah Sakit Militer Weltevreden di Batavia, yang sekarang dikenal sebagai Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto di Jakarta.

Pada masa itu, Parc Vaccinogene berperan penting dalam menangani penyakit menular yang marak terjadi. Sebagai lembaga penelitian yang berfokus pada produksi vaksin, lembaga ini kemudian bekerja sama dengan Institut Pasteur dari Prancis dalam penelitian mikrobiologi.

Kolaborasi ini berlanjut hingga akhirnya, sekitar tahun 1895 – 1901, nama lembaga ini berubah menjadi Parc Vaccinogene en Instituut Pasteur.

Perjalanan Sejarah dan Perubahan Nama

Pada tahun 1902, Parc Vaccinogene en Instituut Pasteur berubah nama menjadi Landskoepoek Inrichting en Instituut Pasteur.

Mulai saat itu, pusat kegiatan lembaga ini dipindahkan ke Jalan Pasteur No. 28 di Bandung dan dipimpin oleh L. Otten pada tahun 1923.

Nama ini tetap digunakan hingga tahun 1941, saat Jepang menduduki Indonesia pada Perang Dunia II.

Di bawah kekuasaan Jepang, lembaga ini berganti nama menjadi Bandung Boeki Kenkyushoo.

Pada masa ini, pusat penelitian masih berfokus pada pengembangan vaksin dan penelitian penyakit menular.

Ketika Indonesia merdeka pada tahun 1945, lembaga ini kembali mengalami perubahan nama menjadi Gedung Cacar dan Lembaga Pasteur.

Pimpinan pertamanya dari Indonesia adalah R. M. Sardjito, yang memindahkan sebagian besar kegiatan penelitian ke Klaten untuk menghindari risiko pada masa Agresi Militer Belanda.

Ketika Belanda kembali menduduki Bandung, nama lembaga tersebut diubah lagi menjadi Landskoepoek Inrichting en Instituut Pasteur pada periode 1946-1949.

Masa Nasionalisasi dan Pembentukan Bio Farma

Setelah pengakuan kedaulatan Indonesia pada tahun 1950, nama lembaga ini berubah kembali menjadi Gedung Cacar dan Lembaga Pasteur dan menjadi salah satu bagian dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Pada tahun 1955, sebagai bagian dari kebijakan nasionalisasi perusahaan asing, lembaga ini kembali mengalami perubahan nama menjadi Perusahaan Negara Pasteur (PN Pasteur).

Pada tahun 1961, lembaga ini berganti nama menjadi Perusahaan Negara Bio Farma yang dikenal sebagai PN Bio Farma. Nama “Bio Farma” digunakan hingga saat ini sebagai perusahaan yang berfokus pada penelitian, pengembangan, dan produksi vaksin.

Bio Farma telah menjadi salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia yang mendukung program kesehatan nasional, terutama dalam produksi vaksin yang digunakan di dalam negeri maupun ekspor ke berbagai negara.

Popularitas Nama “Pasteur” di Bandung

Kendati secara resmi bernama Jalan Dr. Djundjunan, masyarakat Bandung tetap lebih familiar dengan nama “Pasteur” karena faktor sejarah dan peran ilmuwan Louis Pasteur dalam dunia kesehatan.

Selain itu, pada masa kolonial Belanda, kawasan ini menjadi pusat penelitian kesehatan yang bekerja sama dengan Institut Pasteur dari Prancis, sehingga nama “Pasteur” lebih mudah diingat dan populer di kalangan masyarakat.

Hingga kini, warga Bandung maupun pelancong yang datang ke kota ini masih lebih sering menggunakan istilah “Pasteur” untuk merujuk ke wilayah di bagian barat Bandung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *