kabarsunda.com– Pada tanggal 23 Oktober 2024, ribuan anak-anak yang dikenal sebagai “Haji Cilik” memadati acara Gebyar Manasik Haji di Waluran, sebuah kegiatan yang bertujuan mengenalkan ibadah haji kepada generasi muda.
Acara ini menjadi momen yang berkesan bagi anak-anak dan para orang tua, di mana suasana penuh semangat dan antusiasme terlihat di berbagai titik lokasi pelaksanaan kegiatan.
Gebyar Manasik Haji ini melibatkan berbagai kelompok Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dari sejumlah daerah. Anak-anak yang berpartisipasi tidak hanya sekadar diajak bermain, tetapi diajarkan tata cara pelaksanaan ibadah haji secara sederhana namun mendalam, sesuai dengan tahapan ibadah yang sesungguhnya.
Acara ini dilaksanakan di beberapa lokasi di Waluran dan dirancang dengan metode pembelajaran yang interaktif, kreatif, dan menyenangkan. Anak-anak mendapatkan pengalaman langsung tentang bagaimana melaksanakan rukun haji melalui permainan peran yang mendidik.
Tujuan Edukasi Ibadah Haji Sejak Dini
Kegiatan Gebyar Manasik Haji ini diadakan sebagai upaya untuk mendidik anak-anak sejak usia dini tentang nilai-nilai agama, khususnya mengenai ibadah haji yang merupakan salah satu rukun Islam.
Dengan metode pembelajaran yang disesuaikan dengan usia anak-anak, mereka diajak memahami tahapan-tahapan haji, seperti thawaf (mengelilingi Ka’bah), sa’i (berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah), serta tahapan wukuf di Arafah. Semua kegiatan ini disimulasikan dengan alat peraga yang mirip dengan suasana asli di Tanah Suci.
Para pengajar dan panitia yang terlibat merancang kegiatan ini agar anak-anak dapat belajar dengan cara yang menyenangkan. Mereka didorong untuk aktif terlibat dalam setiap simulasi, sehingga anak-anak tidak hanya memahami teori, tetapi juga dapat merasakan secara langsung pengalaman yang mungkin akan mereka jalani suatu hari nanti.
Selain itu, kegiatan ini juga memberikan wawasan kepada orang tua tentang pentingnya memperkenalkan ajaran agama sejak dini melalui pengalaman yang relevan dan interaktif.
Mempererat Silaturahmi dan Meningkatkan Kesadaran Agama
Gebyar Manasik Haji bukan hanya menjadi ajang edukasi bagi anak-anak, tetapi juga sebagai wadah untuk mempererat tali silaturahmi di antara para peserta dan orang tua. Acara ini memberikan kesempatan bagi anak-anak dari berbagai kelompok PAUD untuk berinteraksi dan belajar bersama.
Orang tua yang hadir juga berperan aktif dalam kegiatan ini, memberikan dukungan moral kepada anak-anak mereka dan menjalin keakraban dengan sesama orang tua.
Kegiatan seperti ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan agama sejak usia dini. Melalui acara seperti Gebyar Manasik Haji, anak-anak diharapkan dapat tumbuh dengan pemahaman yang lebih baik tentang ajaran agama mereka.
Tidak hanya itu, keterlibatan orang tua dalam kegiatan ini juga memperkuat hubungan keluarga, di mana pendidikan agama menjadi salah satu fondasi penting dalam kehidupan sehari-hari.
Suasana Meriah dan Dukungan dari Berbagai Pihak
Acara Gebyar Manasik Haji ini berlangsung meriah dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pengelola PAUD, pengajar, serta komunitas setempat. Waluran, sebagai tuan rumah acara ini, sukses menyelenggarakan kegiatan yang melibatkan banyak anak-anak dari berbagai wilayah.
Persiapan yang matang terlihat dari kelengkapan fasilitas dan alat peraga yang digunakan untuk mensimulasikan suasana haji di Tanah Suci.
Para peserta yang terdiri dari anak-anak tampak antusias mengikuti setiap tahapan ibadah haji yang disimulasikan. Mereka mengenakan pakaian ihram mini, menambah kesan seolah-olah mereka benar-benar sedang berada di Mekkah.
Para guru dan instruktur dengan sabar membimbing setiap anak dalam menjalani proses manasik, mulai dari niat ihram, thawaf, sa’i, hingga wukuf di Arafah. Suasana riang dan semangat terlihat sepanjang acara, dengan sorak sorai kegembiraan dari para peserta dan tepuk tangan dari orang tua yang bangga melihat anak-anak mereka mengikuti kegiatan dengan baik.
Harapan untuk Kegiatan Serupa di Masa Depan
Acara Gebyar Manasik Haji ini mendapat respons yang sangat positif dari para orang tua dan masyarakat sekitar. Mereka menilai kegiatan ini sebagai salah satu langkah konkret dalam mendidik anak-anak mengenai ibadah dan ajaran agama Islam dengan cara yang mudah dipahami oleh mereka.
Orang tua berharap agar kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan secara rutin dan melibatkan lebih banyak anak-anak, tidak hanya di Waluran, tetapi juga di daerah-daerah lain di Indonesia.
Pihak penyelenggara juga berharap acara ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengenalkan ibadah haji kepada anak-anak sejak dini. Dengan demikian, diharapkan generasi muda Indonesia akan tumbuh dengan kesadaran yang lebih tinggi terhadap pentingnya ibadah haji, serta memiliki bekal pengetahuan agama yang kuat sejak kecil.