Siap-siap Saja Guru dan ASN Malas di Jawa Barat Dimasukkan ke Barak Militer

KabarSunda.com- Guru dan aparatur sipil negara (ASN) yang malas di Jawa Barat (Jabar) akan dikirim ke barak militer untuk dilakukan pembinaan karakter.

Langkah itu dilakukan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyusul kebijakan mengirim siswa nakal ke barak militer.

“Ke depan, guru dan pegawai yang malas akan kami kirim ke barak tentara. Ini sebagai bagian dari pembinaan karakter,” ujar Dedi di Markas Kodim 0610/Sumedang, Jumat, 9 Mei 2025.

Menurut Dedi, langkah tersebut dilakukan sebagai bagian dari evaluasi menyeluruh terhadap sistem pendidikan dan pembentukan etos kerja.

Ia menilai, lemahnya kewibawaan guru turut memengaruhi perilaku anak-anak di sekolah.

“Tumbuhnya anak-anak nakal yang tidak terkendali, ini juga harus menjadi bagian dari instrospeksi pendidikan. Jadi, sistem belajar dan mengajar di sekolah jadi faktor kenapa anak-anak berlaku seperti ini,” tuturnya.

Dedi menambahkan, pembinaan di barak militer juga akan menyasar individu yang meresahkan masyarakat.

Ia mencontohkan, mereka yang terlibat aksi mabuk di jalan atau membuat keributan, akan ditempatkan di barak dengan pendekatan terstruktur.

“Kita akan tempatkan mereka di barak. Tapi tentu dengan pendekatan terstruktur, karena mereka punya keluarga. Maka, akan kami pekerjakan di proyek konstruksi pemerintah dan tetap mendapat honor,” jelasnya.

Program ini, kata Dedi, dijalankan secara bertahap dengan pendekatan menyeluruh. Khusus bagi pelajar, kegiatan dikelola langsung oleh bupati dan dandim, serta diawasi oleh danrem dan jajaran kepolisian.

“Program ini bukan pendidikan militer. Ini pendidikan kedisiplinan, mengubah dari kebiasaan buruk menjadi baik, termasuk menyadarkan anak-anak agar tidak lagi mengendarai motor di bawah umur atau kecanduan gadget,” tutur Dedi.

Ia menegaskan, program barak militer akan diperluas ke seluruh daerah di Jawa Barat, tergantung kesiapan masing-masing pemerintah kabupaten dan kota.

“Bupati jangan gengsi atau takut. Kalau daerah lain sudah tertib tapi di kabupatennya masih kacau, itu justru memalukan,” sebut Dedi.