KabarSunda.com- Mundurnya Direktur Utama (Dirut) PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) Yuddy Renaldi selaku orang nomor satu di Bank BJB menjadi pertanyaan di kalangan publik.
Salah satunya datang dari Ketua LSM Triga Nusantara Indonesia (Trinusa) DPD Jawa Barat, Ait M Sumarna.
Menurut Ait, ada kekuatan besar (gembong) dibelakang Yuddy Renaldi yang minta dirinya mundur dari jabatan selaku Direktur Utama Bank BJB.
“Saya punya keyakinan bahwa Yuddy Renaldi sudah mendapat bocoran terkait jabatannya dan masalah hukum,” kata Ait kepada KabarSunda.com, Selasa, 4 Maret 2025.
Ia mengatakan, ada dugaan tekanan dan saran dari pihak-pihak dibelakang Yuddy Renaldi yang memintanya mengundurkan diri dari jabatan Dirut Bank BJB tertanggal hari ini 4 Maret 2025.
Salah satu faktornya kasus hukum Bank BJB penempatan iklan Rp 1,1 triliun yang sudah terang benderang ditangani KPK.
Apalagi setelah ada pernyataan Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur Rahayu yang menyatakan menunggu hasil sprindik.
Selain masalah penempatan iklan, lanjut Ait, ada juga masalah kredit macet PT SRI Rp550 miliar, PT FIT Rp 33 miliar.
Dia menambahkan, mundurnya Yuddy secara mendadak menimbulkan pertanyaan, bahwa kemungkinan ada kekuatan besar yang mendesak dirinya mundur atau tidak tahan harus bungkam melindungi pejabat lain.
“Siapa gembong dibelakang Yuddy atau dia mundur karena melindungi pejabat lain atau dipaksa mundur oleh kekuatan baru. Saya yakin ada hubungannya dengan kasus-kasus korupsi yang lain, diantaranya PT Sritex dan Sukhoi,” tandas Ait.
Karena itu, menurut Ait, sudah sewajarnya Yuddy ditersangkakan oleh KPK. Sebab, selama kepemimpinannya selaku Dirut, Bank BJB diterpa beragam permasalahan, sehingga kepemimpinan Yuddy seperti mengurai benang kusut.
“Yuddy harus buka-bukaan permasalahan hukumnya. Bahkan dia harus berani membuka siapa pihak–pihak yang mengendalikan permasalahan penempatan iklan Bank BJB Rp 1,1 triliun,” pungkasnya.