KabarSunda.com- Para pengusaha perjalanan wisata yang bernaung di Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Jawa Barat, mengkhawatirkan keberlangsungan bisnis travel setelah ada kebijakan larangan sekolah melakukan study tour atau karya wisata.
Sekolah bukan satu-satunya mitra yang memnafaatkan jasa layanan perjalanan wsiata, naun kontribusi terhadap kelangsungan hidup bisnis travel sangat penting.
Sebagai informasi, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi kembali menegaskan tentang larangan sekolah mengadakan study tour.
Bahkan, bagi sekolah yang melanggar, dia tak segan untuk memberikan sangsi pencopotan kepala sekolah.
Ketua ASITA DPD Jawa Barat, Daniel Guna Nugraha menjelaskan, kehawatiran masa depan pelaku industri pariwisata di Jawa Barat.
“Efek pelarangan ini telah menimbulkan kekhawatiran, bukan hanya oleh pelaku industri pariwisata di Jawa Barat tetapi juga menjalar ke Provinsi lain di Jawa Tengah, Yogyakarta dan Bali, karena pasar terbesar pelajar mereka adalah dari Jawa Barat, mungkin saja nantinya bisa bedampak boikot berwisata ke Jawa Barat,” ujarnya, Senin, 24 Februari 2025.
Dia juga menjelaskan bahwa keberadaan industri pariwisata memiliki dampak ekonomi suatu wilayah atau negara.
Sebab, industri ini mencakup bagaimana aktivitas pariwisata mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, pendapatan masyarakat, dan kesejahteraan sosial.
Hanya saja, mereka kini mengahadapi tantangan kebijakan larangan sekolah study tour dan efisiensi dari pemerintah Prabowo Subianto.
Selain menyampaikan keluhan tersebut, Daniel mewakili pelaku usaha yang tergabung di ASITA, menjadikan kebijakan-kebijakan pemerintah sebagai autokritik.
Pelayanan perjalanan wsiata harus lebih bertanggungjawab dan menjaga kualitas layanan yang telah dijanjikan sesuai biaya yang dikeluarkan konsumen.
Pendidikan Luar Kelas Penting
Kegiatan study tour atau Pendidikan di luar kepas, tidak hanya dipahami sebagai wisata semata. Tapi, ada peran penting dalam memeprkaya pengalaman belajar siswa.
Daniel Guna Nugraha berpendapat, pendidikan di luar kelas memberikan suasana belajar yang lebih interaktif, menyenangkan, dan aplikatif, sehingga siswa dapat lebih mudah memahami materi serta mengembangkan berbagai keterampilan.
- Meningkatkan Pemahaman dan Pengalaman Nyata
- Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar
- Mengembangkan Keterampilan Sosial
- Menumbuhkan Kreativitas dan Inovasi
- Mendorong Kemandirian dan Tanggung Jawab
- Mempererat Hubungan Antara Siswa dan Guru
- Meningkatkan Kesadaran Lingkungan dan Budaya
“Dengan pengalaman langsung, siswa dapat memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam, keterampilan sosial yang lebih baik, serta sikap yang lebih kreatif dan mandiri. Oleh karena itu, pendidikan luar kelas sebaiknya menjadi bagian penting dalam sistem pembelajaran di sekolah,” ujarnya.
Kata dia, Gubernur Dedi Mulyadi, pernah menegaskan pentingnya pendidikan kepada siswa berkarakter kesundaan (local wisdom).
Maka, mengajak siswa hadir di sejumlah objek wisata di Jawa Barat bisa menjadi media pembelajaran membentuk karakter kesundaan.
Ojek wsiata di sekitar Jawa Barat, kualitas objek dan aktivitasnya tidak kalah bagus dibanding provinsi lain.
Dia menyebutkan, di antaranya:
- Kunjungan wisata ke Kampung Naga Tasikmalaya dengan praktik kerajinan menganyam bambu menjadi barang bernilai ekonomi tinggi, bercocok tanam dan memanen dengan beradab dan berbudaya, memasak makanan dan makan bersama warga kampung adalah pengalaman yang mungkin tidak akan pernah mereka alami dimanapun pada usianya.
- Kegiatan membatik di Kampung Trusmi Kab Cirebon adalah pelajaran pentingnya kesadaran bahwa setiap motif batik memiliki makna dan filosofi yang mencerminkan nilai-nilai kehidupan, adat, dan sejarah daerah asalnya. Batik menjadi identitas nasional yang memperkuat rasa kebanggaan dan persatuan masyarakat Indonesia.
Batik merupakan warisan budaya Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda, Pembuatan batik mengajarkan kesabaran, ketelitian, dan kerja keras karena prosesnya yang panjang dan detail.
- Kegiatan pembuatan tembikar/ gerabah Plered Kab Purwakarta : Siswa dapat menyalurkan imajinasi dan kreativitas mereka dalam membuat berbagai bentuk gerabah. Mengajarkan teknik dasar kerajinan tangan, seperti memahat, membentuk, dan melukis pada media tanah liat.
Kegiatan ini dapat dilakukan secara berkelompok, sehingga siswa belajar bekerja sama dan berbagi tugas.Meningkatkan rasa kebersamaan dan komunikasi dengan teman saat berbagi ide dan teknik pembuatan gerabah.
- Makna kegiatan kunjungan ke Keraton Sumedang Larang Kab Sumedang : Memahami sejarah Kerajaan Sumedang Larang sebagai bagian dari peradaban Sunda dan peranannya dalam sejarah Indonesia. Mengenal adat istiadat dan sistem pemerintahan kerajaan yang pernah berkembang di Sumedang. Meningkatkan pemahaman siswa tentang sejarah lokal yang jarang dibahas secara mendalam di buku pelajaran.
Melatih keterampilan berpikir kritis dan analitis dengan menghubungkan sejarah masa lalu dengan kondisi masa kini.
Mendorong siswa merasa bangga dan cinta terhadap budaya Sunda, dan lebih peduli dalam melestarikan warisan budaya dan sejarah daerahnya.
“Kegiatan pariwisata seperti diatas jarang dilakukan oleh Sekolah di Jawa Barat padahal penekanan mengenal potensi & citra diri di wilayah kita sangatlah penting, dengan kemajuan dan perkembangan jaman,” ujarnya.