KabarSunda.com- Salah satu budaya yang terkenal dari suku Sunda adalah botram yang dilakukan pada acara-acara tertentu, seperti selamatan rumah baru, syukuran sebelum memasuki bulan Ramadan, dan sebagainya. Namun, sebenarnya botram artinya apa?
Pada dasarnya, botram adalah tradisi makan bersama. Tradisi ini terus dilestarikan sampai sekarang karena memuat nilai-nilai persaudaraan dan menciptakan rasa kekeluargaan di tengah masyarakat.
Selain itu, botram dipercaya sejalan dengan ajaran Islam yang menganjurkan untuk makan bersama-sama agar mendapatkan berkah.
Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Makanan porsi satu orang sebenarnya cukup untuk dua, makanan dua sebenarnya cukup untuk empat, dan makanan empat sebenarnya cukup untuk delapan.” (HR. Bukhari & Muslim)
Dalam KBBI, botram artinya acara makan bersama yang dilakukan secara santai dan kekeluargaan dengan saling berbagi makanan yang dibawa dari rumah masing-masing.
Inilah yang membedakan botram dari acara makan bersama lainnya, seperti bancakan misalnya.
Dalam budaya bancakan, makanan yang disantap disediakan oleh tuan rumah.
Sedangkan dalam budaya botram, masing-masing orang membawa makanan dari rumahnya, lalu mempersilakan anggota masyarakat lainnya untuk mencicipi atau bertukar makanan yang telah dibawa.
Hal unik lain dari botram adalah biasanya makanan akan disusun di atas pelepah daun pisang yang digelar di lantai sebelum disantap bersama-sama.
Meski begitu, seiring perkembangan zaman, alas makan botram mulai diganti dengan kertas nasi atau piring.
Hal ini bukan masalah besar sebab inti dari botram adalah kebersamaan saat menyantap makanan.
Masyarakat Sunda umumnya melakukan botram dalam tradisi munggahan yang populer di masyarakat Jawa.
Dalam jurnal Perkembangan Tradisi Keagamaan Munggahan Kota Bandung Jawa Barat Tahun 1990- 2020 oleh Tata Twin Prehatinia dan Widiati Isana dijelaskan bahwa munggahan merupakan tradisi yang dimaknai sebagai pengingat akan datangnya bulan Ramadan.
Tradisi ini juga kerap dijadikan ajang silaturahmi dengan saudara atau kerabat jauh.
Selain saat munggahan, botram juga kerap hadir dalam acara syukuran lainnya, seperti pernikahan, khitanan, selamatan rumah baru, dan sebagainya.
Secara umum, acara ini dipandu oleh anggota keluarga yang dituakan atau ustaz di daerah setempat. Mereka akan membaca doa terlebih dahulu sebelum makan bersama dimulai.
Pada intinya, budaya botram dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan.
Selain itu, dengan makan bersama, suasana kedekatan antar sesama dapat terjalin dengan lebih mudah.
Dalam jurnal Tradisi atau Kebiasaan Botram pada Acara Selamatan Rumah Baru dalam Perspektif Istihsan Bil Urfi oleh Udin Juhrodin dijelaskan lebih lanjut mengenai manfaat botram yang dapat membuat seseorang merasa lebih mudah kenyang.
Hal ini tentunya sangat membantu orang-orang yang memiliki kelebihan berat badan dalam menahan nafsu makannya.
Botram juga dapat membantu menaikkan nafsu makan bagi mereka yang sedang kurang enak badan. Mereka akan termotivasi untuk ikut mencicipi hidangan ketika melihat orang di sekitarnya makan.