Budaya  

Paguron dari Hiburan Hingga Kecintaan Terhadap Budaya Sunda

Paguron,budaya penting dari masyarakat Jawa barat

KabarSunda.com-  Bandung sebagai ibu kota Provinsi Jawa Barat, tak hanya dikenal sebagai kota metropolitan yang maju, tetapi juga sebagai penjaga warisan budaya Sunda yang kaya.

Di kelurahan Cijawura, Kecamatan Buahbatu, jejak budaya Sunda masih sangat terasa, terbukti dengan kehadiran paguron (perguruan silat) dan sanggar seni yang terus tumbuh subur di daerah ini.

Lurah Cijawura, Embam Rusli, mengungkapkan bahwa wilayah yang ia pimpin tetap mengedepankan budaya Sunda sebagai bagian penting dari identitas masyarakatnya.  Salah satu contohnya adalah keberadaan sanggar seni jaipong dan padepokan pencak silat yang masih aktif hingga saat ini.

“Budaya ini sudah lama ada dan banyak paguron secara turun-temurun menjadi warisan anak cucu. Di wilayah Cijawura saja masih ada empat paguron atau padepokan,” ungkap Embam dengan bangga.

Untuk mendukung pelestarian budaya ini, anggota Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan (LKK) Cijawura berperan aktif mendorong perkembangan paguron dan sanggar seni.

LKK yang terdiri dari LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat), Karang Taruna, dan PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) ini memberikan perhatian khusus agar budaya Sunda tetap relevan dengan perkembangan zaman.

“Kami di sini ada LKK, mulai dari LPM, Karang Taruna, dan PKK. Kita dukung pelestarian kebudayaan melalui berbagai program dan kegiatan,” tutur Embam sebagaimana dikutip situs Pemkot Bandung. Lebih lanjut, Embam menjelaskan bahwa pelestarian kebudayaan Sunda telah masuk ke dalam program kerja LPM.

Berbagai kegiatan rutin digelar untuk memperkenalkan dan mempertahankan seni tradisional ini.

“Program LPM itu sudah ada, misalnya pertunjukan jaipongan dan pencak silat. Setiap ada acara, selalu ditampilkan. Ada juga pasanggiri atau lomba kesenian,” jelasnya.

Program-program ini tidak hanya ditujukan untuk masyarakat lokal tetapi juga untuk menarik minat generasi muda agar lebih mengenal dan mencintai budaya mereka sendiri.

Pertunjukan jaipongan dan pencak silat sering kali menjadi hiburan utama dalam berbagai acara, menciptakan rasa kebanggaan dan kecintaan terhadap budaya Sunda.

Pasanggiri atau lomba kesenian, menjadi ajang penting bagi para seniman muda untuk menunjukkan bakat dan keterampilan mereka.

Selain menjadi sarana kompetisi, pasanggiri juga menjadi wadah untuk belajar dan berbagi pengetahuan antar generasi.

Dalam setiap gelarannya, pasanggiri selalu berhasil menarik perhatian banyak peserta dan penonton, menunjukkan bahwa minat terhadap seni tradisional masih sangat tinggi.

Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan, dengan berbagai programnya, telah berhasil menciptakan sinergi antara tradisi dan modernitas.  Mereka tidak hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga memastikan bahwa budaya Sunda tetap hidup dan dinamis di tengah arus globalisasi.

Di Cijawura, budaya Sunda bukan hanya sekadar peninggalan masa lalu, tetapi merupakan bagian hidup dari masyarakat yang terus berkembang.

Dengan dukungan komunitas dan program-program yang berkelanjutan, kelurahan ini berhasil menjaga dan merayakan warisan budaya mereka, menjadikan Cijawura sebagai contoh inspiratif bagi wilayah lain dalam melestarikan kekayaan budaya lokal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *